SemuaGaya Hidup#dirumahaja

Adaptasi Kebiasaan Baru (New Normal)

Baru-baru ini, Kementerian Kesehatan mengganti istilah new normal menjadi adaptasi kebiasaan baru (AKB), yaitu cara kita mengubah perilaku, gaya hidup, atau kebiasaan lama karena kondisi tertentu. Bagaimana adaptasi kebiasaan baru tersebut dimulai?

RESET

Pada awalnya, masyarakat merasa terkejut (shock) dengan adanya pandemi sehingga banyak orang memilih untuk menyangkal atau berusaha secepat mungkin mengatasinya. Oleh karena itu, setiap orang berusaha melindungi diri dan keluarga dengan berbagai cara, di antaranya:

  1. Menjaga kebersihan
    Banyak orang menghabiskan waktu mereka untuk menghentikan penyebaran virus dengan cara membersihkan diri sehingga tingkat pengeluaran untuk membeli pembersih tangan, pemutih, sabun atau apa pun dengan klaim antibakteri meningkat. Bahkan, beberapa orang mengalami ketidaknyamanan seperti kulit kering atau reaksi negatif kulit terhadap produk pembersih tertentu.
  2. Melakukan perawatan diri
    Selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sebagian besar masyarakat lebih sering tinggal di rumah dan cenderung menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan perawatan diri. Hal ini mendatangkan kesenangan tersendiri yang dianggap bisa mengurangi stres, mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik, dan membuat diri mereka merasa lebih baik dan sehat.
  3. Memenuhi kebutuhan nutrisi
    Banyak orang semakin menyadari pentingnya nutrisi yang sehat bagi tubuh mereka. Sebagian besar orang jadi lebih sering memasak dan sebagian lagi memilih pemesanan makanan secara online. Tapi, ada hal baru yang ditemukan dalam pola makan atau memasak ini, yaitu munculnya penemuan bahan-bahan, resep, kreativitas, dan hal-hal baru lainnya yang dilakukan saat memasak.

RETHINK

Pada tahap ini, orang-orang mulai mengakui situasi baru dan berusaha mendapatkan kembali perilaku atau gaya hidup lamanya, serta menciptakan keteraturan di tengah pandemi. Oleh karena itu, setiap orang berusaha mengatasi kondisi ini dengan berbagai cara, di antaranya:

  1. Menjaga kesehatan
    Masyarakat menjadi sangat peka terhadap kesehatan tubuh mereka sehingga banyak orang memilih produk kesehatan terpercaya (bahkan dengan harga yang mahal) untuk mengatasi masalah kesehatan. Selain itu, orang-orang juga mulai sadar akan pentingnya meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga mulai menggabungkan obat-obatan yang sudah terbukti aman dengan obat herbal tradisional untuk menyembuhkan penyakit.
  2. Memilih merek berkualitas
    Sebagian besar masyarakat, khususnya Milenial dan Gen Z, telah menyadari pentingnya tanggung jawab sosial suatu perusahaan (merek) sehingga mereka cenderung memilih produk yang tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan mereka, tapi juga bisa menjaga kelestarian lingkungan. Selain itu, banyak juga merek berkualitas yang dipilih karena mendukung penyelesaian masalah yang diakibatkan pandemi, seperti halnya isu kesehatan mental.
  3. Memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan
    Banyak orang mengakui pentingnya keluarga, teman, dan kebahagiaan hidup. Tapi, PSBB juga menghasilkan ketertarikan masyarakat terhadap hal-hal sederhana, seperti dukungan untuk bisnis lokal, komunitas, kebersamaan dengan keluarga, dan interaksi sosial lewat komunikasi digital. Ke depannya, masyarakat diprediksi akan melihat sebuah merek berdasarkan proses produksi yang bersih dan dapat dilacak, serta kehadiran merek (perusahaan) untuk membantu masyarakat selama pandemi.

REDEFINE

Pada tahap ini, banyak orang menyadari bahwa tidak semua kebiasaan baru cocok untuk setiap orang sehingga mereka mulai mencoba produk baru, melakukan hal-hal baru, dan kebiasaan baru lainnya yang dianggap bisa membawa perubahan ke arah yang lebih baik, di antaranya:

  1. Kebiasaan di rumah
    Banyak orang mulai mencoba hal-hal baru yang cocok untuk dirinya sendiri dan orang-orang terdekat mereka. Mulai dari mengubah produk sekali pakai menjadi produk berkelanjutan sampai dengan membuat sendiri produk-produk yang dibutuhkan sehingga mampu memaksimalkan kemampuan mental dan produktivitas mereka.
  2. Kebiasaan bekerja di rumah
    Masyarakat yang tadinya memisahkan kehidupan pribadi dan pekerjaan mulai berinisiatif untuk menyeimbangkan keduanya. Tapi, ada masalah lain yang muncul dalam kondisi ini, seperti kelelahan akibat terlalu lama berada di depan layar komputer atau menurunnya kondisi mental akibat terlalu lama diam di rumah.
  3. Kebiasaan berbelanja
    Belanja online menjadi kebiasaan baru yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat selama pandemi. Kebiasaan ini diprediksi akan semakin menjamur. Meski begitu, belanja konvensional juga diprediksi akan tetap dilakukan dengan memperhatikan jarak aman, transaksi tanpa uang tunai, dan layanan pelanggan selama 24 jam setiap hari dalam adaptasi kebiasaan baru (new normal).

Dari fase adaptasi kebiasaan baru tersebut, ada enam tren kebiasaan baru jangka pendek yang mungkin akan dilakukan banyak orang selama AKB, yaitu:

  1. Perlindungan diri, mulai dari penggunaan produk sanitasi dan alat pelindung diri (APD) lainnya sampai peningkatan kualitas udara di berbagai tempat.
  2. Perawatan diri, mulai dari penggunaan produk bersih, organik, dan berkelanjutan sampai produk yang bisa meningkatkan tampilan, rasa, dan suasana hati.
  3. Peningkatan nutrisi, mulai dari pembelian produk yang menyehatkan sampai kebiasaan memasak dengan bahan-bahan yang berkhasiat bagi kesehatan.
  4. Pengayaan diri, mulai dari penggunaan suplemen untuk kesehatan holistik, proaktif, dan preventif sampai suplemen untuk kekebalan tubuh, produktivitas, dan kinerja.
  5. Perbaikan diri, penerapan gaya hidup sehat yang dianggap mampu mengurangi stres, memperbaiki kualitas tidur, serta meningkatkan kemampuan dan kreativitas.
  6. Pembelanjaan bermakna, pengalaman pelanggan tidak hanya diukur dari bagaimana produk memenuhi kebutuhannya, tapi juga dari cara dan media komunikasi antara merek (perusahaan) dengan pelanggan.

Apakah kamu juga mengalami keenam tren AKB tersebut?